Kamis, 29 November 2012

[ANALISIS NOVEL] Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel


Judul : Ayahku (bukan) Pembohong

INTRINSIK
  • ·         Tema
                Cinta kasih seorang ayah yang tak terungkapkan

  • ·         Alur
                Maju – mundur

1.       Pengenalan
Ayah mulai bercerita kepada Dam tentang Sang Kapten (salah satu pemain di klub bergengsi pada masanya) yang ternyata adalah temannya dulu.
2.       Konflik
Dam beranjak remaja dan masuk sekolah di Akademi Gajah. Dam mulai mencari tahu tentang kebenaran akan cerita-cerita yang Ayah ceritakan kepadanya. Dam mulai menemukan bukti – bukti tentang kebenaran akan cerita ayahnya.
3.       Klimaks
Dam menemukan buku-buku lama yang ternyata cerita buku-buku tersebut persis seperti cerita-cerita yang ayah ceritakan kepadanya. Dam menanyakan kebenaran akan cerita tersebut tetapi Ayah tetap menjawab itu tidak bohong. Dilain cerita, dikatakan bahwa Ibu meninggal dunia. Dam menyangka bahwa ayah telah membohonginya atas penyakit yang diderita ibu. Ayah juga menyangkut-pautkan cerita – cerita tentang si Raja Tidur. Dam lelah atas semua cerita Ayah yang tidak masuk akal. Sehingga mulai saat itu Dam sudah tidak percaya lagi kepada Ayahnya.
4.       Antiklimaks
30 tahun berlalu. Dam menikah dengan Taani (teman masa kecilnya). Taani mengajak Ayah tinggal bersama mereka menemani Zas dan Qon (Anak Dam dan Taani). Seiring waktu berjalan, Ayah menceritakan kisah-kisah yang dulu diceritakannya untuk Dam kepada Zas dan Qon. Dam yang saat itu hubungannya sedang tidak baik dengan Ayahnya lalu mengusir Ayah dari rumahnya.
5.       Penyelesaian
Ayah meninggal. Dam datang ke pemakamannya. Di pemnakaman, seluruh penjuru dunia datang untuk melayat. Ter masuk tokoh-tokoh yang diceritakan Ayah kepada Dam pun datang. Seperti Sang kapten, dll. Dam kaget. Seketika Dam menyadari bahwa Ayah bukanlah pembohong.

  • ·         Tokoh dan Penokohan
 Dam

a)    Pantang Menyerah
“Tangan dan kakiku terus mengayuh. Setengah jam berlalu, satu anak sudah berhenti di ujung kolam, tersengal, dan menyerah.”
b)   Tegas
“Ya, aku tidak suka. Kecuali Ayah bilang pada Zas dan Qon bahwa cerita-cerita itu bohong.”
“Ayahku bukan pembohong. Seluruh kota tahu Ayahku jujur dan sederhana.”
c)    Baik
“Dia anak yang baik. Dia menjaga wanita tua ini sepanjang perjalanan.”

Ayah

a)      Bijaksana
“Yang menghina belum tentu lebih mulia dibandingkan yang dihina.”
b)      Peduli
“Bagaimana sekolahmu di tahun kedua, Dam?”

Ibu

a)      Peduli
“Kau belum menyisir rambutmu Dam!”
b)      Tegas
“Siapa bilang dia boleh makan kue itu? Dia masih dihukum!”
c)       Baik
“Ibu percaya Dam.”

Taani

a)    Pengertian
        “Ayah tinggal sendirian, Dam. Tidak ada yang memastikan apakah ayah sudah makan atau belum, mencuci pakaian, atau membersihkan rumah....” (hal.265)
b)    Peduli
        “Kaki kau pegal, Dam?” (hal.20)

Jarjit

a)    Baik
        “Sarapan, Dam..” (hal.75)

  • ·         Latar
            A. Waktu
-     Malam hari
       “Percuma saja kau tunggu. Malam ini...” (hal.8)
-          Dini hari
“Tidur Dam. Ini sudah pukul tiga dini hari.” (hal.16)
-          Pagi hari
“Libur panjang selesai. Pagi ini Ayah dan Ibuku mengantarku ke stasiun kereta.” (hal.122)

B.  Tempat
-     Ruang keluarga
       Lima belas detik ruang keluarga lengang. (hal.16)
-          Perpustakaan
“Seperti yang kuduga aku akan menemukan buku itu esok harinya saat melanjutkan hukuman membersihkan perpustakaan sekolah.” (hal.147)
-          Lobi sekolah
Melihat anggota Tim Pemburu memasuki lobi sekolah benar-benar menghilangkan seleraku. (hal.211)

C.  Suasana
-      Ramai
       Lapangan sekolah ramai oleh anak-anak yang bermain bola kasti. Tertawa, saling   kejar, dan mengincar. (hal.21)
-          Sepi
 Ruang kerjaku lengang, menyisahkan denging laptop. (hal.189)

  • ·         Sudut Pandang
                 Orang pertama pelaku utama

  • ·         Gaya Bahasa
                 A. Hiperbola
      - “Sejak aku tahu Ibu sakit-sakitan, paham bahwa Ibu punya kelainan bawaan yang  membuat ia seperti rumus matematika...” (hal. 174)
      - Terlambat, perayaan ulang tahun Ibu hancur berkeping-keping. (hal.192)

    B. Personifikasi
      - Retro tertawa lebar melihat ikan-ikan itu berlompatan berusaha kabur dari jaringnya saat berhasil diangkat. (hal.203)

  • ·         Amanat
                Janganlah berburuk sangka kepada seseorang
                Karena sesungguhnya kita tidak tahu kebenaran dibalik apa
                yang kita anggap itu buruk.

EKSTRINSIK
  • Nilai Budaya
          - Mendengarkan cerita (budaya keluarga)
             Sejak kecil, bahkan sejak aku belum bisa diajak berbicara, Ayah sudah suka bercerita
          - Meminta maaf
             Ibu berkali-kali minta maaf pada ibu Jarjit. (hal.37)

  • Nilai Moral
         - Mentaati Peraturan
            "Kita sudah bersepakat. Setengah jam sudah lewat, saatnya tidur. Kalian tidak akan melanggar kesepakatan kita, bukan? Atau tidak akan ada lagi orang yang menghormati janji kalian." (hal.109)